Aku masih ingat banget pertama kali kenal Lee Joon-gi, bukan dari drama modern yang hype, tapi dari film klasik Korea “The King and the Clown”. Waktu itu aku lagi random nonton film lama, dan jujur aja aku nggak terlalu ekspektasi. Eh ternyata, tokoh yang dia mainkan langsung bikin aku melongo. Ekspresinya itu loh, natural banget sampai bikin aku ngerasa kayak beneran lagi lihat seseorang yang hidup di zaman kerajaan.
Kalau dipikir-pikir, Lee Joon-gi ini termasuk aktor yang nggak cuma modal tampang doang. Banyak aktor Korea yang ganteng tapi nggak semua bisa main di berbagai genre. Nah, Joon-gi ini unik karena dia bisa masuk ke drama sejarah (sageuk), action modern, sampai thriller, bahkan romance dengan sangat mulus. Itu yang bikin aku kagum banget sama dia.
Satu hal lagi yang bikin dia beda: dia itu aktor yang sering banget melakukan adegan action sendiri tanpa stuntman. Aku pernah baca kalau dia sampai cedera di lokasi syuting, tapi tetep kekeh pengen ngelakuin adegan itu sendiri. Itu gila sih, tapi juga nunjukin dedikasi dia terhadap seni peran.
Karier Awal Lee Joon-gi yang Nggak Mulus
Banyak orang kira aktor besar kayak Lee Joon-gi langsung sukses dari awal. Padahal nggak gitu. Dari beberapa wawancara yang aku baca, dia sempat ditolak berkali-kali waktu audisi. Katanya, wajah dia dianggap terlalu feminin buat jadi aktor utama di awal kariernya. Bayangin deh, sekarang justru wajah unik itulah yang bikin dia terkenal Wikipedia.
Aku jadi keinget pengalaman pribadi aku sendiri. Dulu waktu awal ngeblog, sering banget ditolak sama platform tertentu karena tulisanku dianggap nggak sesuai standar. Rasanya mirip mungkin ya, kayak dibilang “nggak cocok”. Tapi kalau terus konsisten, lama-lama ada juga yang mengakui. Nah, Lee Joon-gi pun akhirnya dapet kesempatan besar lewat “The King and the Clown” tahun 2005. Film itu booming banget, bahkan sampai sekarang jadi salah satu film bersejarah di perfilman Korea. Dari situ, namanya mulai naik daun.
Pelajaran yang aku tangkep dari kisah karier awal dia: jangan pernah berhenti coba, meskipun ditolak berkali-kali. Kadang orang lain nggak bisa lihat potensi kita sampai kita nunjukin dengan cara yang beda.
Drama yang Membekas
Kalau ngomongin drama Korea, pasti ada beberapa judul yang langsung bikin orang inget sama Lee Joon-gi. Buat aku pribadi, ada tiga drama yang paling nempel banget:
Iljimae (2008)
Drama sageuk ini tentang pahlawan bertopeng yang suka mencuri buat nolong rakyat kecil. Mirip Robin Hood versi Korea gitu. Yang bikin aku suka, Joon-gi bisa mainin sisi serius sekaligus kocak. Bahkan adegan berantemnya penuh energi. Aku inget banget sampai beberapa kali rewind adegan action karena kerennya.Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo (2016)
Nah, ini nih drama yang bikin namanya makin dikenal luas, termasuk di Indonesia. Perannya sebagai Wang So, pangeran keempat yang awalnya ditakuti, tapi ternyata punya hati lembut, sukses bikin hati penonton campur aduk. Jujur aja, aku waktu itu sampai nangis nonton ending-nya. Drama ini walaupun rating di Korea nggak tinggi, tapi di internasional malah jadi fenomena.Flower of Evil (2020)
Ini drama thriller yang bikin aku merinding sekaligus kagum. Dia jadi seorang suami yang punya masa lalu kelam, tapi berusaha sembunyiin dari istrinya. Sumpah, aktingnya luar biasa. Dari tatapan matanya aja kita bisa ngerasain campuran rasa bersalah, cinta, dan ketakutan.
Dari ketiga drama itu aja udah keliatan kalau Lee Joon-gi itu aktor yang serba bisa. Dari pahlawan sejarah, pangeran tragis, sampai suami misterius. Dan setiap peran dia kasih nyawa baru yang bikin penonton kebawa suasana.
Dedikasi dan Latihan Fisik
Aku sempat nonton behind the scene beberapa drama action Lee Joon-gi. Jujur aja, aku capek sendiri lihat dia latihan bela diri, lompat sana-sini, bahkan adegan jatuh yang kayaknya sakit banget tetap dia lakukan sendiri.
Dia katanya belajar berbagai jenis seni bela diri, termasuk taekwondo dan hapkido. Itu yang bikin adegan action dia terlihat real banget, bukan sekadar gimmick kamera. Aku jadi keinget waktu dulu aku ikut kelas bela diri sebentar, baru seminggu aja badan udah pegal-pegal. Bisa bayangin nggak, gimana dia harus latihan berbulan-bulan buat persiapan satu drama aja? Itu dedikasi yang luar biasa menurutku.
Dan inilah salah satu alasan kenapa Lee Joon-gi punya fans loyal. Karena kita bisa lihat kerja kerasnya, bukan cuma hasil akhir yang ditayangin di layar kaca.
Sisi Manusiawi yang Bikin Dekat dengan Fans
Selain jago akting, aku juga sering baca cerita tentang gimana dia memperlakukan fans. Katanya, dia tipe aktor yang ramah banget dan nggak gengsi buat interaksi langsung. Bahkan ada fans yang cerita kalau Lee Joon-gi pernah inget nama mereka meskipun cuma ketemu sebentar di fan meeting. Itu kan jarang banget ya, apalagi buat aktor besar sekelas dia.
Aku jadi ngerasa, orang sukses kayak dia tuh nggak cuma soal bakat, tapi juga soal attitude. Sikap rendah hati itu bikin orang makin sayang. Sama kayak di dunia blogging, pembaca biasanya lebih loyal kalau kita nggak sok tahu atau merasa lebih pintar. Justru dengan sikap humble, orang makin betah.
Pelajaran Hidup dari Lee Joon-gi
Kalau aku rangkum, ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik dari perjalanan karier Lee Joon-gi:
Jangan menyerah meski ditolak. Awalnya dia ditolak karena wajahnya dianggap nggak cocok, tapi justru itu yang jadi kekuatan uniknya.
Dedikasi bikin beda. Dia rela latihan keras dan ambil risiko cedera demi adegan yang maksimal.
Humble itu kunci. Kesuksesan nggak bikin dia sombong, malah bikin dia makin deket sama fans.
Fleksibel itu penting. Bisa main di banyak genre bikin dia relevan sampai sekarang.
Pelajaran ini nggak cuma berlaku buat aktor, tapi buat semua orang, termasuk kita yang lagi berjuang di bidang masing-masing.
Refleksi Pribadi
Kadang aku mikir, kalau Lee Joon-gi aja bisa jatuh bangun di awal kariernya, apalagi kita yang biasa-biasa aja. Tapi justru itu yang bikin inspiratif. Dia jadi bukti kalau kerja keras, konsistensi, dan keunikan bisa mengalahkan penolakan.
Aku pernah ngalamin momen frustasi waktu konten yang aku tulis nggak ada yang baca. Rasanya kayak ngomong sendirian. Tapi inget perjuangan orang kayak Joon-gi, aku jadi lebih sabar dan yakin kalau proses itu penting.
Dan iya, kadang kita cuma butuh lihat orang lain sukses setelah gagal untuk sadar kalau perjalanan kita juga bisa punya ending yang baik.
Penutup
Buatku, Lee Joon-gi bukan cuma aktor. Dia semacam simbol perjuangan dan dedikasi. Dari awal yang susah, sampai jadi bintang internasional. Dari wajah yang dulu dianggap kelemahan, jadi keunikan yang dicintai jutaan fans. Dari peran kecil, jadi ikon drama Korea.
Kalau kamu baru kenal Lee Joon-gi, coba deh tonton “Moon Lovers” atau “Flower of Evil”. Dan siap-siap aja masuk ke dunia akting penuh emosi yang dia suguhkan.
Akhir kata, belajar dari Lee Joon-gi, aku jadi makin percaya bahwa keunikan kita bukan halangan. Justru itu yang bikin kita beda. Tinggal gimana kita rawat, asah, dan tunjukin ke dunia.
Baca fakta seputar : Biography
Baca juga artikel menarik tentang : Eva Celia: Bukan Sekadar Musik, Ini Cerita Jujur di Baliknya