Gue pernah jadi orang yang paling cuek soal isu kayak “keamanan global.” Setiap kali liat berita soal ketegangan Rusia–NATO, konflik di Timur Tengah, atau serangan siber di Amerika, gue mikir:
“Ah, itu di luar negeri. Kita aman-aman aja kok.”
Tapi semua berubah waktu pandemi COVID-19 mulai nyebar. Tiba-tiba semua orang panik. Toko-toko tutup. Masker hilang. Rumah sakit penuh. Negara yang selama ini dianggap paling siap pun kelimpungan.
Dan gue, yang waktu itu lagi seneng-senengnya ngerintis bisnis online, mendadak kehilangan semua sumber pemasukan.
Itu jadi titik balik gue mikir:
“Ternyata keamanan global itu bukan cuma soal tentara atau perang. Tapi juga soal sistem dunia yang rentan.”
Awalnya Gue Gak Peduli: “Itu Urusan Negara-Negara Gede, Kan?”
Pengalaman Pertama Ngerasain Ketidakamanan Global
Waktu itu awal 2020. Virus belum masuk Indonesia, tapi berita dari Tiongkok dan Italia udah mulai bikin tegang. Gue masih sempat santai, bahkan sempat bercanda soal lockdown.
Tapi pas Maret 2020 diumumkan PSBB nasional, semua berubah.
Pengiriman barang terlambat. Klien luar negeri cancel proyek. E-commerce down. Dan yang paling parah? Hoaks menyebar lebih cepat dari virus.
Ada satu malam gue panik karena dapet broadcast bahwa Jakarta bakal diisolasi total. Gue langsung beli sembako dan ngecas semua power bank.
Padahal akhirnya hoaks itu gak bener. Tapi efeknya? Ketakutan massal.
Gue sadar, ketika informasi salah menyebar, stabilitas sosial bisa runtuh dalam sehari.
Pelajaran Besar: Keamanan Global Itu Gak Pernah Statis
Setelah pandemi, gue mulai lebih peka sama hal-hal yang sebelumnya gue anggap gak penting:
Serangan siber ke institusi kesehatan dan keuangan
Perang Rusia–Ukraina yang bikin harga BBM dan pangan naik
Ketegangan Laut Cina Selatan yang bisa mengancam jalur perdagangan Asia
Kesenjangan vaksin antara negara kaya dan miskin
Isu keamanan energi karena krisis gas Eropa
Gue mulai nyadar, keamanan global sekarang bukan cuma soal senjata nuklir dan rudal. Tapi juga:
Stabilitas digital
Ketahanan pangan
Keamanan data
Kesehatan global
Akses energi
Dan yang paling serem? Kalau salah satu aja dari itu goyah, dunia bisa masuk ke krisis berlapis, dikutip dari laman resmi Wikipedia.
Cerita Serem: Akun Email Gue Pernah Kena Retas
Gak nyangka, ancaman keamanan global bisa masuk ke level pribadi juga.
Tahun 2021, akun email kerja gue diretas. Pelakunya pakai server dari negara luar. Email gue dipakai buat nyebar spam. Akibatnya? Akun marketplace gue di-banned sementara, dan salah satu klien sempat ragu lanjut kontrak.
Gue stres banget. Dan dari situ gue belajar keras soal cyber security dasar:
Pakai 2FA (Two-Factor Authentication)
Jangan simpan password di browser
Rutin ganti sandi dan backup data penting
Buat lo yang kerja online, percayalah—satu lubang kecil bisa bikin semua rusak. Bahkan satu klik di email phising bisa jadi pintu masuk bencana.
Frustasi: Masih Banyak Orang yang Anggap Remeh
Yang bikin gue kadang gregetan, masih banyak orang di sekitar gue yang mikir,
“Ah, ngapain sih paranoid? Hidup biasa aja.”
Padahal, realitanya:
Negara kecil bisa hancur cuma karena hoaks dan serangan digital.
Harga kebutuhan pokok bisa naik cuma karena konflik geopolitik ribuan kilometer dari sini.
Air bersih bisa jadi sumber konflik besar dalam 10–20 tahun ke depan.
Gue pernah diskusi sama satu narasumber dari NGO internasional, dan dia bilang:
“Perang dunia selanjutnya mungkin gak pakai bom, tapi pakai manipulasi data, sabotase siber, dan krisis iklim.”
Itu kalimat yang bikin gue langsung kepikiran:
“Kalau kita gak siap, kita bisa jadi korban, bahkan tanpa sadar.”
Cara Gue Sekarang Hadapi Ketidakpastian Dunia
Sejak saat itu, gue mulai ubah banyak hal. Bukan jadi paranoid, tapi lebih “siap siaga.”
Beberapa hal yang gue lakuin:
Simpan dana darurat dan logistik dasar. Selalu siap minimal stok air, makanan kering, dan obat.
Ikut edukasi soal Keamanan Global digital. Banyak webinar gratis soal data privacy.
Pantau geopolitik global, tapi jangan tenggelam. Cukup tau tren besar, tanpa jadi korban doomscrolling.
Bikin jaringan lokal. Teman tetangga dan komunitas sekitar bisa jadi support system saat krisis.
Jaga kesehatan mental. Karena panik berlebihan juga bagian dari kehancuran.
Tips Praktis Buat Kamu di Tengah Ketidakpastian Keamanan Global
Download aplikasi Keamanan Global siber lokal seperti BSSN atau CERT. Banyak tips praktis di sana.
Hindari nyebar info sebelum verifikasi sumber. Jadi bagian dari stabilitas, bukan kekacauan.
Punya rencana cadangan. Entah buat pekerjaan, tempat tinggal, atau koneksi internet.
Bantu edukasi orang sekitar. Terutama keluarga yang belum melek teknologi.
Dukung transparansi dan kerja sama internasional. Sekecil apapun, suara kita tetap berarti.
Penutup: Dunia Gak Akan Pernah Sepenuhnya Aman—Tapi Kita Bisa Lebih Siap
Gue sekarang percaya, keamanan global bukan tujuan akhir. Tapi proses kolektif yang terus kita perjuangkan.
Gak harus jadi diplomat atau ahli militer buat punya peran. Cukup dari rumah, dari komunitas, dari kebiasaan digital kita sehari-hari—itu semua bagian dari sistem Keamanan Global dunia.
Kalau gue dulu cuek, sekarang gue justru ngajak orang buat lebih peduli. Bukan biar takut, tapi biar kita gak kaget saat dunia goyah.
Karena dalam dunia yang makin saling terhubung ini, kalau satu sisi runtuh, semua bisa ikut jatuh.
Kalau lo punya cerita soal pengalaman menghadapi krisis atau ancaman global—baik digital, sosial, atau ekonomi—gue pengen banget denger. Yuk ngobrol.
Baca Juga Artikel dari: Habit Orang Sukses yang Gue Coba Ikuti: Awalnya Berat
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Informasi