Tan Malaka
Biography

Tan Malaka: Forgotten Revolusioner dan Pemikir Politik 1945

Tan Malaka adalah salah satu tokoh revolusioner Indonesia yang pemikirannya sangat berpengaruh dalam perjuangan kemerdekaan. Ia dikenal sebagai seorang pemikir politik, pejuang revolusi, dan aktivis anti-kolonialisme yang mengusung konsep kemerdekaan tanpa kompromi. Meskipun kontribusinya sangat besar dalam membangun ideologi perjuangan nasional, namanya sempat tenggelam dalam sejarah karena pandangan politiknya yang berbeda dari arus utama.

Artikel ini akan membahas siapa Tan Malaka, karya dan pemikirannya, kebijakan yang dianggap kontroversial, perjalanan hidupnya, serta fakta menarik lainnya.

Siapa Tan Malaka?

Tan Malaka

Tan Malaka lahir dengan nama Sutan Ibrahim pada 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Sumatera Barat. Biografi nya berasal dari keluarga Minangkabau yang memiliki tradisi pendidikan tinggi. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan kecerdasan luar biasa dan mendapatkan kesempatan belajar di Kweekschool di Bukittinggi, sekolah khusus untuk calon guru pribumi.

Berkat kecerdasannya, Tan Malaka mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Rijkskweekschool di Belanda. Di sanalah ia mulai terlibat dalam gerakan sosialisme dan komunisme yang kemudian membentuk pemikiran politiknya. Setelah menyelesaikan studinya, ia kembali ke Indonesia dan mulai aktif dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda.

Karya dan Pemikiran Tan Malaka

Sebagai pemikir politik yang revolusioner, Tan menghasilkan banyak karya yang berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Pemikirannya yang radikal menjadi dasar bagi banyak gerakan perlawanan terhadap penjajahan.

1. “Madilog” (Materialisme, Dialektika, dan Logika)

Salah satu karya terpenting Tan Malaka adalah “Madilog”, sebuah buku yang membahas tentang materialisme, dialektika, dan logika dalam perjuangan revolusi Indonesia. Dalam buku ini, ia menekankan bahwa masyarakat Indonesia harus menggunakan pemikiran rasional dan ilmiah dalam menghadapi penjajahan dan membangun kemerdekaan.

Madilog menjadi dasar bagi banyak pemikir politik di Indonesia yang ingin mengusung perjuangan berdasarkan logika dan realitas, bukan sekadar dogma atau mitos.

2. Konsep Republik Rakyat

Tan Malaka adalah salah satu orang pertama yang menggagas ide tentang Republik Indonesia jauh sebelum proklamasi kemerdekaan. Ia mengusulkan konsep negara yang berdasarkan kesejahteraan rakyat dan menolak sistem feodalisme yang masih banyak dipraktikkan saat itu.

3. Peran dalam Partai Komunis Indonesia (PKI)

Tan Malaka sempat aktif dalam Partai Komunis Indonesia (PKI) pada awal pendiriannya. Namun, ia kemudian berselisih dengan pemimpin lain di PKI karena memiliki pandangan yang berbeda dalam strategi perjuangan.

4. Organisasi PARI (Partai Republik Indonesia)

Karena tidak sepakat dengan PKI dan juga kelompok nasionalis lainnya, Tan Mal aka mendirikan Partai Republik Indonesia (PARI) di luar negeri. Organisasi ini bertujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan jalur revolusioner tanpa kompromi dengan kolonialisme.

Peran Tan Malaka dalam Revolusi Fisik dan Warisan Pemikirannya

Selain sebagai pemikir politik, Tan Malaka juga aktif dalam revolusi fisik melawan Belanda setelah Indonesia merdeka. Ia membentuk Persatuan Perjuangan (PP) pada tahun 1946, yang berisi kelompok-kelompok pejuang yang tidak setuju dengan kebijakan diplomasi Soekarno-Hatta terhadap Belanda. Bagi Tan Malaka, perjuangan bersenjata adalah satu-satunya jalan untuk mempertahankan kemerdekaan secara penuh. Ia mengkritik Perjanjian Linggarjati yang dianggapnya sebagai bentuk kompromi yang merugikan Indonesia. Namun, perjuangannya tidak mendapatkan dukungan besar dari elite politik, sehingga ia harus bergerak dalam bayang-bayang.

Selain melalui gerakan politik, pemikiran Tan Malaka terus hidup melalui buku-bukunya, terutama Madilog yang hingga kini masih menjadi bahan bacaan utama bagi kaum intelektual dan aktivis. Gagasannya tentang kemerdekaan tanpa kompromi, nasionalisme berbasis logika, dan anti-feodalisme terus menjadi inspirasi bagi banyak generasi. Meskipun kehidupannya berakhir tragis, Tan Malaka tetap dikenang sebagai salah satu pemikir politik terbesar dalam sejarah Indonesia. Seiring waktu, pemikirannya mulai diakui dan mendapatkan tempat yang layak dalam sejarah perjuangan bangsa. Kini, semakin banyak orang yang mulai menggali kembali warisannya sebagai pemikir yang telah berjasa besar dalam membangun fondasi ideologi Indonesia merdeka.

Kebijakan dan Langkah Kontroversial Tan Malaka

Sebagai pemikir politik yang revolusioner, banyak kebijakan dan langkah Tan Malaka yang dianggap kontroversial, baik oleh kolonial Belanda maupun oleh sesama pejuang kemerdekaan.

1. Menolak Diplomasi dengan Belanda

Tan Malaka menentang perundingan dengan Belanda dan percaya bahwa kemerdekaan harus diperoleh melalui perjuangan bersenjata. Ia menganggap bahwa diplomasi hanya akan memperpanjang penjajahan dalam bentuk lain.

2. Konflik dengan Soekarno dan Hatta

Meskipun sama-sama memperjuangkan kemerdekaan, Tan Malaka sering berseberangan dengan Soekarno dan Hatta. Ia mengkritik kebijakan mereka yang terlalu kompromistis dengan Belanda.

3. Ditolak oleh Kelompok Komunis dan Nasionalis

Pemikirannya yang terlalu radikal membuatnya tidak diterima oleh kelompok nasionalis maupun komunis. Ia dianggap sebagai ancaman oleh banyak pihak, termasuk oleh pemerintahan Ruangwd Indonesia setelah kemerdekaan.

4. Terlibat dalam Pemberontakan Militer

Setelah proklamasi kemerdekaan, Tan Malaka terlibat dalam gerakan-gerakan militer yang menentang pemerintahan yang dianggapnya terlalu lunak terhadap Belanda. Hal ini membuatnya semakin dijauhi oleh elite politik Indonesia saat itu.

Perjalanan Hidup yang Penuh Tantangan

Tan Malaka menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam pelarian, pengasingan, dan perjuangan bawah tanah. Setelah meninggalkan Indonesia, ia berkeliling ke berbagai negara, termasuk Tiongkok, Filipina, dan Uni Soviet, untuk membangun jaringan perjuangan.

Namun, hidupnya penuh dengan pengkhianatan dan perpecahan. Setelah kembali ke Indonesia, ia berusaha kembali ke kancah politik tetapi tidak mendapatkan dukungan yang cukup. Pada 1949, Tan Mal aka ditangkap dan kemudian dieksekusi secara rahasia oleh pemerintahan Indonesia yang saat itu dipimpin oleh Hatta.

Ia dieksekusi tanpa pengadilan yang adil, dan selama bertahun-tahun, namanya hanya disebut secara terbatas dalam sejarah resmi Indonesia.

Fakta Menarik tentang Tan Malaka

Tan Malaka

  • Menguasai lebih dari 5 bahasa asing, termasuk Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, dan Rusia.
  • Diakui sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1963, tetapi namanya masih kurang dikenal dibandingkan tokoh lain.
  • Sering menggunakan identitas palsu untuk menghindari penangkapan selama hidupnya dalam pelarian.
  • Madilog menjadi buku wajib bagi banyak aktivis gerakan kiri di Indonesia hingga saat ini.

Warisan Tan Malaka bagi Indonesia

Meskipun namanya tidak sebesar Soekarno atau Hatta dalam sejarah Indonesia, pemikiran dan perjuangan Tan Ma laka tetap menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda. Untuk mengenang jasanya, beberapa bentuk penghormatan diberikan kepadanya, seperti:

  • Jalan Tan Malaka di berbagai kota di Indonesia
  • Penerbitan ulang buku “Madilog” dan karyanya yang lain
  • Penyebutan namanya sebagai salah satu pahlawan revolusi Indonesia

Kesimpulan

Tan Malaka adalah salah satu tokoh paling kompleks dalam sejarah Indonesia. Sebagai seorang pemikir revolusioner, ia memiliki ide-ide yang jauh lebih maju dibandingkan zamannya. Meskipun langkah-langkahnya sering dianggap kontroversial, perjuangannya untuk kemerdekaan Indonesia tidak bisa diabaikan.

Hingga kini, namanya tetap menjadi perdebatan di kalangan sejarawan dan aktivis politik. Namun, tidak bisa disangkal bahwa Tan Malaka adalah salah satu pemikir politik terbesar Indonesia yang patut dikenang.

Coba cek yuk tempat wisata indah ini: Goa Rong: Pesona Wisata Alam Tersembunyi di Jawa Tengah

Author