Sebagai seorang penggemar sejarah dan budaya Asia Tenggara, perjalanan saya ke Sukhothai Historical Park menjadi salah satu pengalaman paling berkesan. Terletak sekitar 427 km dari Bangkok, taman sejarah ini adalah cerminan keindahan dan kejayaan Thailand kuno yang jarang bisa kita temui di tempat lain. Sukhothai sendiri berarti “Kebebasan yang Sebenarnya,” sebuah nama yang seolah menggambarkan era keemasan kerajaan ini pada abad ke-13 hingga ke-15. Mengunjungi tempat ini bukan sekadar melihat reruntuhan, tetapi seperti menapaki lorong waktu yang membawa kita kembali ke masa kejayaan budaya Thai.
Sejarah Sukhothai Historical Park: Dari Kejayaan ke Abad Modern

Sukhothai adalah ibu kota pertama Thailand yang benar-benar merdeka dari pengaruh kerajaan Khmer. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-13 di bawah pemerintahan Raja Ramkhamhaeng, yang dikenal sebagai sosok visioner. Beliau tidak hanya memperluas wilayah kekuasaan, tetapi juga menciptakan sistem tulisan Thai yang masih digunakan hingga kini.
Taman sejarah ini mencerminkan pentingnya agama Buddha dalam kehidupan masyarakat Sukhothai. Di setiap sudutnya, kita dapat menemukan candi, patung Buddha, dan stupa yang menunjukkan seni arsitektur yang unik dan indah. Bahkan, UNESCO telah menetapkan Sukhothai Historical Park sebagai Situs Warisan Dunia pada 1991, mengakui nilai sejarah dan budayanya yang luar biasa Wikipedia
Menyusuri Taman Sejarah: Candi dan Patung yang Menakjubkan
Saat memasuki Sukhothai Historical Park, saya langsung disambut oleh lanskap yang luas dan hijau, dipenuhi pohon-pohon rindang dan kanal-kanal yang menyejukkan. Taman ini terbagi menjadi beberapa zona utama, masing-masing memiliki candi dan peninggalan unik.
Wat Mahathat
Salah satu candi yang paling terkenal di sini adalah Wat Mahathat, yang dulunya merupakan pusat agama dan politik. Saat saya berjalan di antara reruntuhannya, saya takjub melihat patung Buddha yang berdiri, duduk, dan berbaring dengan ekspresi tenang yang begitu memesona. Menariknya, banyak stupa di sini masih utuh, meskipun telah berusia ratusan tahun, memberikan gambaran bagaimana arsitek dan seniman Sukhothai mampu menciptakan karya yang abadi.
Wat Si Chum
Candi lain yang tak kalah menakjubkan adalah Wat Si Chum, yang terkenal dengan patung Buddha raksasa berukuran 15 meter yang dikenal sebagai Phra Achana. Saya berdiri di depannya dan merasa kecil seolah di hadapan raksasa yang tenang dan damai. Dinding candi yang tinggi membuat cahaya matahari membentuk bayangan dramatis di wajah Buddha, menciptakan suasana spiritual yang sulit dilupakan.
Wat Saphan Hin
Bagi yang menyukai pemandangan alam sekaligus sejarah, Wat Saphan Hin menjadi destinasi yang menarik. Untuk mencapai candi ini, pengunjung harus menaiki bukit kecil, namun usaha itu terbayar lunas. Dari atas, saya bisa melihat panorama kota Sukhothai yang dikelilingi sawah hijau dan kolam air yang menenangkan. Rasanya seperti waktu berhenti sejenak, memberi ruang bagi pikiran untuk merenung dan menikmati ketenangan.
Seni dan Arsitektur Sukhothai: Harmoni antara Spiritual dan Alam
Salah satu hal yang membuat Sukhothai Historical Park berbeda dari situs sejarah lainnya adalah perpaduan antara spiritualitas, seni, dan alam. Patung-patung Buddha di sini memiliki ciri khas tersendiri: wajahnya bulat, mata setengah tertutup, senyum lembut, dan postur yang elegan. Arsitek kuno Sukhothai sangat memperhatikan proporsi dan simetri, sehingga setiap candi tampak harmonis dengan lingkungan sekitar.
Selain itu, kanal-kanal dan kolam yang tersebar di seluruh taman bukan sekadar elemen dekoratif. Mereka mencerminkan sistem irigasi canggih yang digunakan masyarakat Sukhothai untuk mengairi sawah dan menyediakan air bagi ritual keagamaan. Inilah bukti bahwa seni, agama, dan teknologi hidup berdampingan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Sukhothai Historical Park

Bagi pengunjung, Sukhothai Historical Park menawarkan banyak aktivitas menarik selain sekadar jalan-jalan. Saya mencoba beberapa hal berikut:
Bersepeda Mengelilingi Taman
Taman ini sangat luas, sekitar 70 km², sehingga berjalan kaki saja bisa melelahkan. Untungnya, pengunjung bisa menyewa sepeda di pintu masuk. Bersepeda sambil menyusuri jalan setapak di antara candi-candi membuat pengalaman lebih menyenangkan dan memberi perspektif berbeda dari berbagai sudut pandang.
Fotografi Sejarah dan Alam
Bagi pecinta fotografi, Sukhothai adalah surga. Saya menghabiskan waktu berjam-jam mengambil gambar reruntuhan, patung Buddha, dan pemandangan alam sekitar. Cahaya pagi dan sore memberikan efek dramatis, membuat setiap foto seolah bercerita tentang masa lalu yang megah.
Menikmati Kuliner Lokal
Setelah berkeliling, saya menyempatkan diri mencicipi kuliner lokal di sekitar taman. Hidangan khas seperti Khao Soi (mi kari khas Thailand utara) dan camilan manis seperti Roti Sai Mai sangat lezat dan memberi energi kembali untuk melanjutkan penjelajahan.
Tips untuk Pengunjung
Agar pengalaman berkunjung lebih maksimal, saya membagikan beberapa tips:
Datang lebih pagi – Suasana lebih sepi dan udara lebih sejuk.
Gunakan sepatu nyaman – Jalan kaki cukup panjang, terutama jika ingin menjelajahi seluruh zona.
Bawa air minum – Cuaca Thailand bisa sangat panas, terutama di musim kemarau.
Pelajari sejarah sebelumnya – Sedikit membaca tentang kerajaan Sukhothai membuat setiap candi dan patung lebih bermakna.
Mengapa Sukhothai Historical Park Wajib Dikunjungi
Sukhothai Historical Park bukan sekadar taman dengan reruntuhan kuno. Ia adalah saksi bisu sejarah Thailand, menunjukkan bagaimana seni, agama, dan kehidupan masyarakat bersatu dengan harmonis. Mengunjungi tempat ini memberi pengalaman yang tak hanya visual, tetapi juga spiritual dan intelektual.
Bagi saya, berjalan di antara candi-candi tua ini seperti menyentuh masa lalu. Setiap patung Buddha yang tersenyum, setiap stupa yang berdiri tegak, setiap kanal yang mengalir – semuanya menceritakan kisah tentang sebuah peradaban yang luar biasa.
Bagi para wisatawan yang mencintai sejarah, budaya, dan alam, Sukhothai Historical Park adalah destinasi yang wajib masuk daftar perjalanan. Tidak hanya memberi wawasan tentang Thailand kuno, tetapi juga memberikan ketenangan batin yang sulit didapat di kota modern.
Festival dan Acara Budaya di Sukhothai
Salah satu hal yang membuat Sukhothai Historical Park semakin hidup adalah festival dan acara budaya yang rutin diadakan. Festival yang paling terkenal adalah Loi Krathong, yang biasanya berlangsung pada bulan November. Saat itu, ribuan pengunjung dan penduduk lokal melepas krathong – hiasan bunga di atas air – di kanal-kanal dan kolam di sekitar taman. Cahaya lampion yang berkilauan dan pantulan di air menciptakan pemandangan magis, membuat suasana semakin romantis dan spiritual.
Menghadiri festival ini memberi pengalaman berbeda dibanding sekadar berjalan-jalan di reruntuhan candi. Saya sempat ikut melepas krathong sendiri, dan momen itu membuat saya merasa terhubung dengan tradisi yang telah dijaga selama berabad-abad. Suara gong, musik tradisional, dan aroma dupa membangkitkan perasaan damai sekaligus kagum pada budaya lokal.
Selain Loi Krathong, ada pula pertunjukan tari dan musik tradisional yang kadang diselenggarakan di area Wat Mahathat. Pertunjukan ini menampilkan tari klasik Sukhothai dengan kostum berwarna-warni, gerakan lembut, dan musik gamelan yang menghanyutkan. Saya berkesempatan menonton beberapa pertunjukan, dan rasanya seperti berada di masa lalu, menyaksikan kehidupan kerajaan Sukhothai yang agung.
Baca fakta seputar : travel
Baca juga artikel menarik tentang : Pulau Sebuku: Surga Tersembunyi di Lampung Selatan yang Wajib Dikunjungi











